Adakalanya hari libur adalah sesuatu yang di
tunggu-tunggu. Saat sekolah dulu, hari Minggu bagai hari keberuntungan. Karena
pada hari itu benar-benar free dari penatnya belajar, bebas untuk bermain,
bermalas-malasan, namun di balik itu semua, omelan sang ibu sudah menunggu
tanpa disadari.
"septi... cuci baju mu""septi... cuci sepatu mu"
"septi... kenapa kau malas sekali" wajah galaknya itu menatap ku tajam, bediri di depan pintu dengan pose menakutkan di temani si tangkai sapu.
"ampuuuuuuun...." teriak ku keras tanpa malu
(makluum jomblooo :D)
Berbeda lagi saat sudah kuliah. Jadwal kuliah
yang padat membuat badan ku yang sudah kurus semakin kurus. Pernah suatu
ketika, saat itu aku berada di kampung halaman dikarenakan hari libur yang sangat
panjang
"nak, kenapa badan mu kurus sekali... jujur lah pada ibu, apa kau
sakit? jangan pernah sembunyikan apa yang terjadi dengan mu. kalau kau sakit
berterus terang lah, ayo kita kerumah sakit" katanya kala itu dengan nada
yang lembut."oh tidak ibu, aku baik-baik saja"
Tak ada lagi omelan tentang kemalasan ku disaat
liburan, tak ada lagi tangkai sapu yang menghadang. Bagaimana tidak, pulang
kampung pun hanya sekali 6 bulan. Tentu ia tak tega memarahi anaknya yang
pulang kampung dengan tampang menyedihkan ini. hahahaha :D
Jika dulu, hari libur adalah hal yang ku
tunggu-tunggu, hari libur yang panjang bagai keajaiban yang luar biasa
menyenangkan untuk ku. Kini tak sama lagi, libur yang lamanya 2 bulan bahkan
lebih berubah menjadi moment yang sangat membosankan.
Kini bukan lagi Ibu, tapi aku lah yang berdiri di depan pintu. Memasang wajah frustasi sambil teriak:
Kini bukan lagi Ibu, tapi aku lah yang berdiri di depan pintu. Memasang wajah frustasi sambil teriak:
"AKU INGIN KULIAAAAAAAH..... AKU INGIN KULIAAAAAAH.... INI MEMBOSANKAAAAAAN...."
nafas memburu, kemudian terduduk dengan wajah mengerikan.
(ini efek dari jomblo yang berkepanjangan :D)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar