Jalanan menggigil di basuh hujan malam
Kaki telanjang memerah berlumur lumpur
Berembun nafas tersengal
Matanya sayu memerah dan sarat akan lelah yg membuncah
Sehelai kertas jatuh
Disana sederet ungkapan rindu dapat ku lihat
Ku perhatikan bibir biru nya komat kamit hafalkan puisi cinta
Sampai ia berdiri di hadapan sosok berwajah rindu
Lalu terpana terdiam
Entah mengontrol irama jantung yg berpuisi
Aku tak tau
Tangannya bergetar
Entah apa yg ia pikir
Kaki nya ragu namun maju selangkah kemudian berucap lirih seperti kemarin.
Ia hanya bertanya kabar.
Ya. Hanya itu
Tidak lebih..
Lalu berbalik arah
Menangis, mengadu pada hujan.
Malam nya kembali sendu.
Sabtu, 07 Januari 2017
Pecinta bodoh 2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar