Karna kita bercerita dg mesra
Hati ku terbawa
Meski tak ku hidangkan cangkir mengepul
Kita telah melanglang buana
Dari pulau sumatera sampai bali yang indah katanya
Kita terpikal bicarakan janji-janji para politikus
Bercerita kebodohan para pecinta dari zaman siti nurbaya sampai zaman kita
Tangan ku terangkat, menari kan cerita agar kau tertawa
Mata mu menyipit kening berkerut.
Oh ada apa kah gerangan?
Ku suguhkan puisi agar kau terkesima
Belum usai kata-kata ku
Kau menghilang bagai kepul asap
Itu lah yang ku kesalkan
Bagaimana aku akan beranjak dari kursi ku yang usang, hati ku tlah terbawa
Jika saja tawa kita telah usai dengan kerelaan tanpa paksa
Kan ku suguh kan kau secangkir kopi kepulkan aroma pagi.
Di hadapan mu tangan ku akan kembali menulis puisi cinta
Agar kau tau aku lah pecinta bodoh di zaman ini
Dan bodoh nya lagi, kini dengan sendiri ku lanjutkan bercerita
maksud ku menyudahi tawa yang belum usai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar